Perempuan Kristen Suriah Turut Bangkit Perangi Teroris


Kelompok teroris ISIS tengah benar-benar jadi target buruan dan bombardir seluruh dunia. Tidak hanya negara-negara barat, kaum mayoritas, dan laki-laki yang maju berperang. Kini para perempuan dari kalangan minoritas di Suriah, yakni yang menganut Agama Kristen, bangkit dari zona nyamannya dan maju ke medan perang menantang ISIS.
Hadirnya kelompok pejuang perempuan asal Suriah yang menamai dirinya ‘The Female Protection Forces of The Land Between Two Rivers’ atau ‘Pejuang Perempuan Pelindung Daratan antar Dua Sungai’ (Tigris dan Efrata) ini otomatis menambah jumlah pasukan perempuan yang angkat senjata mengonfrontasi ISIS secara langsung.
Banyak dari para pejuang Kristen Suriah itu adalah perempuan yang sudah menikah dan menjadi seorang ibu, walau ada juga yang masih remaja. Mereka termotivasi maju ke medan perang untuk melindungi anak-anak, keluarga, serta masa depan mereka di negara Timur Tengah yang terus bergejolak.
Ditambah, tersiar kabar juga bahwa ISIS takut kepada perempuan-perempuan Suriah. Terlepas dari banyaknya perempuan Yazidi yang jadi korban kekejaman kelompok ekstremis tersebut.
Meskipun kelompok ini jumlahnya relatif sedikit, yakni baru saja meluluskan 50 militan perempuan, kelompok pejuang ini diharapkan akan bertumbuh semakin besar. Pengalaman perang mereka juga masih minim sehingga konsentrasi mereka kini sebatas melindungi daerah yang dihuni mayoritas Kristen Suriah di Provinsi Hasakah.
Perjuangan mereka di sana tentunya tidak sendiri. Kelompok ini juga dikabarkan telah bergabung dengan Pasukan perempuan Kurdi dan Arab, membentuk koalisi bernama Pejuang Demokrasi Suriah (SDF).
Dilansir dari Gospel Herald, Senin (21/12/2015), koalisi pasukan pejuang perempuan ini telah berhasil merebut Kota Al Hol yang menjadi lokasi kunci rute perjalanan dari Suriah menuju Irak. Keberhasilan ini juga menandai kemenangan pertama SDF, yang telah merebut sekira 200 desa di wilayah tersebut dalam beberapa pekan terakhir.
Para pejuang perempuan Kristen Suriah memiliki kamp pelatihan sendiri di kota Al Qahtaniyeh atau Kabre Hyore. Di Kurdi, wilayah itu juga dikenal dengan sebutan Tirbespi. Mereka dilatih di gedung kincir angin tua dan menjalani serangkaian pelatihan militer, kebugaran, dan mempelajari pengetahuan perang.
Pasukan ini diyakini mendapatkan sokongan persenjataan dari Amerika Serikat (AS). Umat Kristiani di Suriah berkisar 10-15 persen saja dari keseluruhan populasi. Mereka menganut tradisi Kristen Ortodoks dan Katolik, serta berdoa dalam bahasa Aramaik, yang diyakini sebagai bahasa Tuhan.
Perempuan Kristen Suriah Turut Bangkit Perangi Teroris
Item Reviewed: Perempuan Kristen Suriah Turut Bangkit Perangi Teroris 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!