Menurut Ronald T. Azuma (1997), augmented reality merupakan penggabungan
benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif
dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antarbenda dalam tiga dimensi, yaitu
benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya
dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan
melalui perangkat-perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan
penjejakan yang efektif. Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang
menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah
lingkungan nyata tiga dimensi. Augmented Reality dapat diaplikasikan untuk
semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan, dan penciuman. Selain digunakan
dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer, industri manufaktur, augmented
reality juga telah diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang
banyak, seperti pada telepon genggam.
Sejarah Perkembangan Augmented Reality
Sejarah tentang augmented reality dimulai dari tahun 1957-1962, ketika
seorang penemu yang bernama Morton Heilig, seorang sinematografer, menciptakan
dan mematenkan sebuah simulator yang disebut sensorama dengan visual, getaran
dan bau. Pada tahun 1966, Ivan Sutherland menemukan head-mounted display yang
dia klaim sebagai jendela ke dunia virtual. Tahun 1975 seorang ilmuwan bernama
Myron Krueger menemukan videoplace yang memungkinkan pengguna dapat
berinteraksi dengan objek virtual untuk pertama kalinya. Tahun 1989, Jaron
Lanier, memperkenalkan Virtual Reality dan menciptakan bisnis komersial pertama
kali di dunia maya, Tahun 1992 mengembangkan Augmented Reality untuk melakukan
perbaikan pada pesawat boeing. Pada tahun yang sama, LB Rosenberg mengembangkan
salah satu fungsi sistem AR yang disebut Virtual Fixtures dan digunakan di
Angkatan Udara AS Armstrong Labs yang menunjukan manfaatnya pada manusia, dan
pada tahun 1992 juga, Steven Feiner, Blair Maclntyre dan dorée Seligmann,
memperkenalkan untuk pertama kalinya Major Paper untuk perkembangan Prototype
AR.
Implementasi Teknologi Augmented Reality
Bidang-bidang yang pernah menerapkan teknologi augmented reality antara
lain :
1.
Kedokteran (Medical) : Teknologi
pencitraan sangat dibutuhkan di dunia kedokteran, seperti misanya, untuk
simulasi operasi, simulasi pembuatan vaksin virus, dan lain-lain. Untuk itu,
bidang kedokteran menerapkan augmented reality pada visualisasi penelitian
mereka.
2.
Hiburan (Entertainment) : Dunia hiburan
membutuhkan augmented reality sebagai penunjang efek-efek yang akan dihasilkan
oleh hiburan tersebut. Sebagai contoh, ketika sesorang wartawan cuaca
memperkirakan ramalan cuaca, dia berdiri di depan layar hijau atau biru,
kemudian dengan teknologi augmented reality, layar hijau atau biru tersebut
berubah menjadi gambar animasi tentang cuaca tersebut, sehingga seolah-olah
wartawan tersebut, masuk ke dalam animasi tersebut.
3.
Latihan Militer (Military Training) :
Militer telah menerapkan augmented reality pada latihan tempur mereka. Sebagai
contoh, militer menggunakan augmented reality untuk membuat sebuah permainan
perang, dimana prajurit akan masuk kedalam dunia game tersebut, dan seolah-olah
seperti melakukan perang sesungguhnya.
4.
Engineering Design : Seorang engineering
design membutuhkan augmented reality untuk menampilkan hasil desain mereka
secara nyata terhadap klien. Dengan augmented reality klien akan tahu, tentang
spesifikasi yang lebih detail tentang desain mereka.
5.
Robotics dan Telerobotics : Dalam bidang
robotika, seorang operator robot, menggunakan pengendali pencitraan visual
dalam mengendalikan robot itu.
0 comments
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^